Bualan si rakun “Cerita bulan dua”
Suatu hari ditengah hutan, kancil sedang menikmati tidur siangnya. Disela-sela lelap tidurnya, terdengar suara keras sekali tidak jauh dari tempat kancil tidur.
“kembalikan rambutan ku, rakun nakal”, teriak monyet.
Kancil pun hanya terbangun sebentar, karena keributan tidak lama, kancil pun melanjutkan tidurnya.
Tidak lama setelah itu, “rakun, itu rambutan ku, kembalikan”, teriak sang monyet kembali.
“tidak bisa, kamu kan sudah janji kepada saya, sebelum bulan menjadi dua maka semua rambutan yang ada di hutan ini menjadi milik saya”, teriak si rakun.
Karena keributan mereka berdua semakin keras, maka kancil pun bangun dari tidurnya dan menghampiri mereka berdua.
“ada apa ini, kalian ribut sekali, mengganggu tidur saya”, Tanya kancil kepada mereka berdua.
“kancil, bantu saya, rambutan yang telah saya petik diambil rakun”, cerita si monyet.
“saya tidak mengambil rambutan monyet, tapi monyet sudah janji sama saya, sebelum bulan menjadi dua maka rambutan yang ada di hutan ini menjadi milik saya”, tukas rakun.
Kancil pun bingung, kapan bulan menjadi dua, dan kenapa rakun bisa tau bahwa bulan akan menjadi dua, pikir si kancil dalam hati.
“kancil kenapa kamu melamun”, tanya monyet.
“tidak monyet, saya hanya sedang berpikir, kapan bulan akan menjadi dua”, jawab kancil. “eh rakun, apa kamu tau kapan bulan akan menjadi dua??”, Tanya kancil.
“oh sudah tentu saya tau lah”, jawab rakun. Kancil pun meberikan nasihat kepada monyet untuk merelakan rambutan yang sudah ia petik kepada rakun, karena mereka sudah bertukar janji sebelumnya.
Malam pun tiba, kancil termenung dalam pikirannya. “apa benar rakun tau kapan bulan akan jadi dua??ataukah ia hanya membual saja agar semua rambutan dihutan ini menjadi milik dia??”, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Karena pertanyan itu tidak kunjung ia temukan jawabannya, maka kancil pergi menemui burung hantu yang tau segalanya.
“burung hantu, apa kamu tau kapan bulan itu menjadi dua?”, Tanya kancil.
“eh, kamu bercanda saja kancil, itu pertanyaan bodoh, selama hidup saya tidak pernah ada bulan menjadi dua, apa kah yang sedang kamu pikirkan kancil”, jawab burng hantu.
“tapi katanya rakun tahu kapan bulan menjadi dua, dan dia membuat perjanjian dengan monyet, sebelum bulan menjadi dua maka rambutan yang ada di hutan ini menjadi milik rakun”, jawab kancil.
“ah, rakun pasti hanya membua saja kancil”, tegas burung hantu. “coba kamu lihat ke langit, apa kah bulan yang kamu liat ada dua?”, tegas burung hantu kembali.
Kancil pun melangkahkan kaki untuk pulang menuju tempatnya, ditengah jalan dia melewati sebuah kolam. Sambil melamun dia melihat kea rah kolam, emmikirkan tentang masalah itu. Tidak lama monyet datang dan mengadu kepada kancil, monyet meminta bantuan kancil untuk menyelesaikan masalahnya dengan rakun, karena rambutan yang aada dihutan semakin sedikit di ambil oleh rakun, tapi bulan tak kunjung menjadi dua. Kancil hanya bisa terdiam dan tenggelam dalam pikirannya, sambil melihat terus ke arah kolam. Tiba-tiba saat bulan muncul dari balik awan, kancil pun kaget tidak kepalang. “ah, bulan..bulannya ada dua”, kaget kancil. Sedangkan monyet masih saja mengoceh terus tanpa memperhatikan apa yang sedang kancil lihat di arah kolam.
“monyet kumpulkan para hewan, dan undang rakun untuk kesini, cepat”, tegas kancil kepada monyet.
Monyet segera pergi dan memanggil para hewan dan rakun. Tidak lama mereka semua berkumpul, tidak terkecuali rakun dan monyet.
“nah rakun, sekarang sudahi saja semua kebohonganmu kepada semua hewan disini”, tegas kancil kepada rakum.
“apa yang kamu katakana kancil”, dengan rasa aneh rakun menjawab.
“kamu tidak pernah tahu kan kapan bulan menjadi, dan itu hanya bualan mu saja, untuk mendapatkan seluruh rambutan yang ada di hutan ini”, Tanya kancil.
“tentu saja saya tahu kancil”, jawab rakun.
“sudah tidak usah membual lagi rakun, sampai kapan pun bulan itu tidak akan menjadi dua dan hanya ada satu yang ada di langit”, tukas kancil dengan nada tinggi.
Rakun pun gelagapan melihat sanggahan dari kancil. Para hewan pun mulai kesal dengan sikap rakun setelah mendengarkan penjelasan dari kancil. “sudah tidak perlu rebut lagi, sekarang saya akan menunjukan dimana bulan menjadi dua, nah rakun kamu tidak bilang kalau bulan dua itu ada dilangit kan, sekarang saya akan tunjukan kepada kalian semua, coba lihat ke warah kolam”, pinta kancil kepada semuanya. Mereka pun melihat kearah kolam dan betapa terkejutnya mereka melihat bulan menjadi dua. Rakun pun gelagapan, bualannya pun terpatahkan oleh kancil. “nah sekarang rakun, kamu harus minta maaf kepada monyet dan semua hewan yang ada dihutan, kemudian kamu ambil rambutan yang ada dihutan dan serahkan kepada para hewan yang ada disini sebagai hukumanmu yang telah berbohong kepada semuanya”, tegas kancil.
Nah, adik-adik jangan pernah berbohong ya, karena bohong hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Dan dampaknya akan berat bagi yang suka berbohong. Lihat lah tuan rakun, karena kebohongannya sekarang dia harus mengambilkan semua rambutan yang ada dihutan untuk para hewan, sungguh kasihan sekali ya. Untuk itu jangan suka berbohong, karena berbohong tidak ada untungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar