Selasa, 04 April 2017

Nasionalisme dalam ungkapan

Maluku

"ALE RASA BETA RASA, KATONG SAMUA BASUDARA"


"Potong di kuku rasa di daging," mungkin ungkapan tersebut belum familier ditelinga kalian. Tapi tidak bagi masyarakat maluku, ungkapan tersebut memiliki kaitan filosofis dengan mereka. Ungkapan tersebut mewakili semangat persaudaraan yang sangat kuat dalam diri masyarakat maluku.
Pada jaman dahulu, ungkapan filosofis ini menyebar dengan pesat keseluruh masyarakat maluku yang tengah dilanda peperangan melawan penjajahan dan penyebaran agama katolik oleh portugis di bumi maluku kala itu.

katong samua bersudara

Ungkapan tersebut menyiratkan bahwa semua orang harus saling membantu dan apapun yang dialami oleh salah satu orang, maka yang lain juga akan ikut merasakan. Hal ini didasari pada kedekatan emosional yang melebihi dari hubungan keluarga, seperti dalam ungkapan "katong samua basudara," yang bermakna bahwa kita semua bersaudara sekalipun secara biologis tidak ada hubungan darah atau ikatan kekeluargaan. 
Ungkapan lengkapnya adalah "ingat pesan tatua, katong samua basudara,...potong di kuku rasa di daging, sagu dilempeng dipata pare dua," yang bermakna bahwa semua orang bersaudara, satu susah yang lain ikut susah, satu senang yang lain ikut senang atau satu sakit yang lain ikut sakit. Sebab kita semua bersaudara, kuku dan daging memang berbeda, tapi tidak akan bisa dipisahkan. 
Demikianlah ungkapan filosofis tersebut lahir dari penderitaan dan sekaligus kebersamaan dalam menghadapi tantangan. 
Ungkapan tersebut patut lah kita tanamkan dalam diri kita, meskipun kita bukan orang maluku, tapi kita semua satu bangsa, satu bendera, satu bahasa, dan satu negara yaitu indonesia. 

Semoga ada pesan dan kesan dalam tulisan yang saya buat ini dan semoga jika ada manfaatnya dapat diambil oleh kalian semua. 

Terimakasih atas kunjungannya.

Tidak ada komentar: